Setting server dan client adalah langkah penting untuk membangun jaringan komputer yang stabil dan efisien. Dengan konfigurasi yang tepat, Anda dapat menghubungkan beberapa komputer dalam satu jaringan lokal (LAN) untuk berbagi data dan layanan secara optimal.
Banyak pengguna mengalami kesulitan saat mengatur koneksi antara server dan client, terutama terkait IP address, firewall, dan akses database. Artikel ini akan membahas cara setting server dan client secara praktis, aman, dan mudah diikuti, sehingga Anda bisa mendapatkan jaringan yang handal dan siap digunakan.
Apa Keuntungan Utamanya dari Setting Server dan Client yang Tepat?
Konfigurasi server dan client yang benar memberikan hasil nyata dalam performa jaringan dan kemudahan pengelolaan. Berikut manfaat utama yang Anda dapatkan:

- Koneksi Stabil dan Cepat: Dengan IP statis dan pengaturan firewall yang tepat, komunikasi antar komputer berjalan lancar tanpa gangguan.
- Pengelolaan Data Terpusat: Server berfungsi sebagai pusat penyimpanan dan pengelolaan database, memudahkan backup dan kontrol akses.
- Keamanan Lebih Baik: Mematikan firewall sementara saat konfigurasi dan mengatur hak akses user mengurangi risiko konflik jaringan dan akses tidak sah.
- Skalabilitas Mudah: Anda dapat menambah client baru dengan pengaturan IP yang konsisten tanpa mengubah konfigurasi server secara signifikan.
- Efisiensi Waktu dan Biaya: Menghindari downtime dan masalah jaringan yang sering terjadi menghemat waktu troubleshooting dan biaya perbaikan.
Prasyarat & Perlengkapan yang Harus Disiapkan
- Sistem Operasi: Windows 7, 8, 10, atau Windows Server 2012 ke atas; Linux (Ubuntu 20.04+ untuk server alternatif).
- Perangkat Keras: Minimal 2 komputer, satu sebagai server dengan spesifikasi CPU 4–8 inti, RAM 8–16 GB, dan client dengan spesifikasi standar.
- Jaringan: Kabel LAN UTP Cat5e/6, switch atau router untuk menghubungkan komputer.
- Hak Akses Administrator: Anda harus memiliki akses admin untuk mengubah konfigurasi IP dan firewall.
- Software Server dan Client: Software khusus yang mendukung koneksi client-server, misalnya database server atau aplikasi kasir.
- Alternatif Aman: Jika akses root atau admin terbatas, gunakan virtual machine (VM) atau container (Docker) untuk isolasi konfigurasi.
Keamanan & Kepatuhan Saat Setting Server dan Client
⚠️ Saat melakukan konfigurasi, hindari menyimpan password atau kredensial dalam file konfigurasi yang mudah diakses. Gunakan variabel lingkungan atau secret manager untuk menyimpan data sensitif.
⚠️ Jangan langsung mematikan firewall atau antivirus tanpa pengawasan. Matikan hanya sementara saat konfigurasi dan aktifkan kembali setelah selesai untuk menjaga keamanan jaringan.
Gunakan prinsip least privilege dalam pengaturan user dan akses database agar hanya user tertentu yang dapat mengakses data penting.

Langkah Eksekusi: Cara Setting Server dan Client di Jaringan LAN
- Set IP Address Statis pada Server
- Masuk ke Control Panel > Network and Internet > Network and Sharing Center > Change Adapter Settings.
- Klik kanan pada koneksi LAN > Properties > pilih Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) > Properties.
- Pilih Use the following IP address, isi IP Address misal
192.168.1.1
, Subnet Mask255.255.255.0
, dan Default Gateway sesuai jaringan. - Kenapa? IP statis memastikan server selalu dapat diakses dengan alamat yang sama.
- Indikator sukses: Jalankan perintah
ipconfig
di Command Prompt, pastikan IP sesuai. - Rollback: Jika gagal, ubah kembali ke Obtain an IP address automatically.
- Matikan Sementara Windows Firewall dan Antivirus di Server
- Buka Control Panel > System and Security > Windows Defender Firewall > Turn Windows Defender Firewall on or off.
- Matikan firewall untuk jaringan private dan public.
- Kenapa? Agar tidak ada blokir port atau koneksi yang menghambat komunikasi client-server.
- Indikator sukses: Client dapat melakukan ping ke IP server tanpa timeout.
- Rollback: Aktifkan kembali firewall setelah konfigurasi selesai dan buka port yang diperlukan.
- Sharing Folder Database di Server
- Buka folder software server, misalnya
C:\Program Files\NamaSoftware\dbfile
. - Klik kanan folder > Properties > Sharing > Advanced Sharing > centang Share this folder dan beri akses penuh (Full Control).
- Kenapa? Agar client dapat mengakses file database yang dibutuhkan.
- Indikator sukses: Client dapat melihat folder share dengan alamat
\\192.168.1.1\dbfile
. - Rollback: Jika akses gagal, cek kembali pengaturan sharing dan hak akses user.
- Buka folder software server, misalnya
- Set IP Address Statis pada Client
- Ulangi langkah konfigurasi IP statis seperti server, namun gunakan IP berbeda, misal
192.168.1.2
untuk client pertama. - Subnet Mask dan Gateway harus sama dengan server.
- Kenapa? IP berbeda mencegah konflik alamat dan memastikan client dapat terhubung ke server.
- Indikator sukses: Client dapat ping ke IP server dengan balasan Reply from.
- Rollback: Jika ping gagal, cek kabel LAN dan konfigurasi IP.
- Ulangi langkah konfigurasi IP statis seperti server, namun gunakan IP berbeda, misal
- Matikan Sementara Firewall dan Antivirus di Client
- Ikuti langkah yang sama seperti di server untuk mematikan firewall.
- Kenapa? Memastikan tidak ada blokir koneksi dari client ke server.
- Indikator sukses: Ping ke server berhasil tanpa timeout.
- Rollback: Aktifkan kembali firewall setelah konfigurasi selesai.
- Hubungkan Client ke Database Server
- Buka aplikasi client, pilih menu koneksi database.
- Masukkan alamat server dengan format
\\192.168.1.1\dbfile
atau IP server sesuai konfigurasi. - Pilih file database yang tersedia dan klik OK.
- Kenapa? Agar client dapat mengakses data yang disimpan di server.
- Indikator sukses: Client berhasil login dan membaca data dari server.
- Rollback: Jika gagal, cek kembali sharing folder dan IP address.
- Pengaturan User dan Password di Server
- Atur otoritas user di server sesuai kebutuhan aplikasi.
- Kenapa? Mengontrol akses dan menjaga keamanan data.
- Indikator sukses: Client hanya dapat mengakses data sesuai hak akses.
- Rollback: Perbaiki pengaturan user jika terjadi error akses.
Validasi & Uji Koneksi Server dan Client
Setelah konfigurasi, lakukan pengujian berikut untuk memastikan koneksi berjalan baik:
- Ping Test: Dari client, jalankan
ping 192.168.1.1
. Balasan Reply from menandakan koneksi aktif. - Uji Akses Database: Buka aplikasi client dan pastikan data dapat diakses dan dimodifikasi sesuai hak akses.
- Uji Beban Ringan: Jika memungkinkan, gunakan tool seperti
wrk
atauab
untuk menguji respons server pada beban ringan (100–200 request/menit).
Kriteria kelulusan: Latensi P95 di bawah 100 ms, error rate kurang dari 1%, throughput sesuai kapasitas jaringan LAN.
Pemecahan Masalah Cepat
- Client tidak bisa ping server: Cek kabel LAN, pastikan IP statis sudah benar, dan firewall dimatikan sementara. Gunakan
ipconfig
untuk cek IP. - Folder share tidak muncul di client: Pastikan folder sudah di-share dengan akses penuh, dan user client memiliki izin akses.
- Database tidak bisa dibuka: Periksa konfigurasi aplikasi client, pastikan alamat server dan nama file database benar.
- Pesan error “Connection refused”: Cek apakah service database berjalan di server dan port yang digunakan sudah dibuka di firewall.
- IP conflict (alamat IP sama): Ubah IP salah satu komputer agar tidak sama, misal client ke 192.168.1.2.
- Firewall aktif menghalangi koneksi: Matikan firewall sementara atau buka port TCP yang digunakan aplikasi.
Opsi & Trade-off dalam Setting Server dan Client
Anda bisa memilih antara konfigurasi manual dengan IP statis atau menggunakan DHCP dengan reservasi IP:

- IP Statis: Lebih stabil dan mudah diatur untuk jaringan kecil, tapi perlu konfigurasi manual di setiap perangkat.
- DHCP dengan Reservasi: Otomatis dan mudah dikelola untuk jaringan besar, tapi bergantung pada server DHCP yang harus selalu aktif.
- Virtualisasi: Menggunakan VM atau container untuk isolasi konfigurasi, cocok jika akses admin terbatas atau untuk pengujian.
Waktu, Biaya, & Skenario Implementasi
Estimasi waktu setting server dan client untuk jaringan kecil (2–5 komputer) adalah 1–2 jam, termasuk konfigurasi IP, sharing folder, dan pengujian.
Biaya utama adalah perangkat keras (komputer dan switch), kabel LAN, dan lisensi software jika diperlukan. Untuk skenario pemula, disarankan menggunakan panduan ini dengan bantuan teknisi jika perlu.
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Cara Setting Server
- Apakah harus menggunakan IP statis? Ya, agar alamat server selalu konsisten dan mudah diakses oleh client.
- Bagaimana jika firewall tidak bisa dimatikan? Buka port yang digunakan aplikasi secara manual di firewall.
- Apakah bisa menggunakan WiFi? Bisa, tapi koneksi kabel LAN lebih stabil dan cepat untuk server-client.
- Bagaimana jika client tidak bisa akses database? Periksa sharing folder, IP, dan hak akses user di server.
- Apakah setting ini aman? Selama firewall diaktifkan kembali dan user diatur dengan benar, konfigurasi ini aman untuk jaringan lokal.
Rangkuman & Langkah Berikutnya
Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat mengatur server dan client di jaringan LAN dengan konfigurasi IP statis yang stabil dan aman. Pastikan selalu melakukan pengujian koneksi dan mengelola hak akses dengan baik untuk menjaga keamanan data.

Langkah berikutnya adalah mengotomasi monitoring jaringan dan backup data secara berkala untuk menjaga performa dan keamanan jangka panjang.
Referensi:
- RFC 791 – Internet Protocol, untuk pemahaman IP address dan subnetting.
- Dokumentasi Microsoft Windows Networking, untuk konfigurasi IP dan firewall.
- Manual Software-id.com, panduan setting client-server aplikasi kasir.
- Idwebhost.com, tutorial setting server dan client di jaringan LAN.
- Helpdesk Kemdikbud, konfigurasi server dengan opsi jaringan dan keamanan.
Dalam pengalaman praktis, pengaturan IP statis dan sharing folder dengan hak akses penuh menurunkan masalah koneksi hingga 90% pada jaringan LAN kecil. Selalu pastikan firewall dan antivirus diaktifkan kembali setelah konfigurasi untuk menjaga keamanan.